Malam Minggu Yang Indah


Waktu yang ditunggu-tunggu sudah mulai terasa, meski pekerjaanku belum selesai. Sebenarnya aku ada janji dengan pacarku, namun kita harus professional menjalani aktifitas buat sehari-hari.

Pasti kalian semua kebayang karena ini malam yang special bagi kita semua. Biasa coy, waktunya anak muda, wakuncar alias malam minggu. Namun pasti kita merasakan waktu berjalan begitu lambat meskipun sudah pukul 4 sore, tinggal nunggu 1 jam lagi rasanya macam setahun bro. Ya mungkin juga karena dah ngebet banget pengen jumpaan. Namanya juga lajang ting-ting.


Akhirnya tiba juga waktu yang ditunggu-tunggu, balik dari kerja. Eh, ada lagi cobaan, macet tengah jalan. Emang ya, kalau setiap ada tujuan mau jumpa pacar, mau jumpa yang lain-lain, pasti aja ada kendala, nasib nasib. Tapi aku coba sabar, tenangkan pikiran, focus dengan jalan. Karena aku ngga pengen batalin janjian yang dah lama aku tunggu. Ya sebenarnya sih ngga lama juga, kan 1 minggu 1 kali.


Singkat cerita malam tiba, penampilan pun sudah berubah. Dari baju, celana, sepatu, pokoknya matching abis. Belum lagi ditambah parfum yang kalau di semprot, 1 ruangan bisa kecium atau bisa juga muntah.

Oh ya, lupa ngenalin pacar ku. Namanya Mita. Si Mita ini orangnya sangat manja. Pengen di perhatiin, pengen disayang, tapi sayang judes nya ini minta ampun. Tapi ya udah lah, namanya juga perempuan. Nikmatin, jalanin.

Akhirnya kami pergi ke sebuah mall di sekitar Medan. Dan kami berniat nonton film kesukaan pacarku, My Heart. Tapi aku nya yang ngga suka, karena film kesukaanku film horror biar keliatan jantannya. Tapi ya mau gimana lagi, sebagai laki laki harus bisa ngorbanin waktunya buat si dia.

Setelah film diputar, suasana mulai hening. Detak jantung berdetak kencang dan kami saling bertatap muka sambal tersenyum kecil. Tapi aku bingung, maksudnya dia itu apa? Mau dipeluk atau mau dicium? Jujur aja, buaya mana yang tolak bangkai. Ya kalau aku sih, disodori ya mau. Tapi aku takut dia nya yang ngga mau.

Akhirnya ku tahan sifat nakalku sambal menarik nafas dalam-dalam. Tiba-tiba tangan dia mulai menggenggam tanganku dan tangan kanannya satu lagi memegang daguku. Aku terdiam sambal menatap matanya. Aku mulai mendekati, semakin dekat. Akhirnya terjadilah sebuah kenangan yang indah di malam itu.

Pasti yang baca penasaran, mungkin pikiran kalian aku munafik. Tapi kita tuh sebagai laki-laki harus ada level. Jangan belum apa apa dah langsung nyosor. Emangnya gosokan? Semua itu ada waktunya. Biarkan dia yang meminta, baru kita yang memulai. Jangan sampai kita sebagai laki-laki dianggap kunaf (kuat nafsu). Ya mungkin itulah sebatas wajar pacaran yang kami lakukan.

Comments